Kabapedia.com – Pada pemilihan presiden Iran di bulan Juni 2001, Muhammad Khatami terpilih kembali sebagai presiden. Namun, masa jabatannya yang kedua ini diwarnai oleh hambatan dan pelemahan terhadap gerakan reformasi yang dicetuskan olehnya oleh kalangan konservatif di parlemen. Akibatnya, generasi muda Iran mulai menumbuhkan sikap dan rasa tidak peduli terhadap politik.
Meski kondisi internal Iran penuh konflik, negara ini menjadi salah satu negara terkuat di dunia, terutama di kawasan regional Timur Tengah. Iran disebut-sebut sebagai aktor utama di wilayah Timur Tengah yang pengaruhnya sangat besar dalam konflik yang terjadi di Suriah, Yaman, dan Lebanon.
Baca juga:
- Menggali Sejarah dari Peradaban Tertua Manusia: Iran (Bagian 1)
- Sebuah Perjalanan Melalui Sejarah: Menggali Sejarah dari Peradaban Tertua Manusia: Iran (Bagian 2)
Iran masih menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer tertinggi. Indeks statistik tahunan yang dikeluarkan Global Fire Power menunjukkan bahwa Iran berada di urutan ke-14 dari 145 negara dengan kekuatan militer tertinggi. Iran juga merupakan negara yang paling royal mengeluarkan dana negara untuk urusan militer.
Iran telah menolak campur tangan asing, terutama Barat, di dalam negaranya atau wilayah-wilayah regionalnya. Hal ini sudah terjadi bahkan memuncak sejak revolusi Islam di tahun 1979. Iran sangat konsisten menolak campur tangan militer negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, di wilayah Timur Tengah dan bahkan mengkritik campur tangan yang dilakukan mereka di negara-negara lainnya.
Konflik Iran-Israel yang terjadi beberapa waktu lalu adalah bentuk balasan penyerangan di Tehran dan bukan untuk campur tangan dalam urusan Palestina. Iran dan Israel sendiri sudah bermusuhan sejak tahun 1979 ketika revolusi Islam terjadi. Para pemimpin Iran meyakini dan menganggap Israel sebagai penjajah yang terbukti menindas bangsa Palestina.
Saat ini, kondisi di Timur Tengah masih memanas. Beberapa pengamat militer mengkhawatirkan bahwa akan terjadi serangan skala besar yang selama ini diredam oleh kedua belah pihak. Dengan kekuatan militer dan pengaruh yang dimiliki, Iran terus menjadi aktor penting dalam dinamika konflik regional di Timur Tengah.
Pada pemilihan presiden Iran di bulan Juni 2001, Muhammad Khatami terpilih kembali sebagai presiden. Namun, masa jabatannya yang kedua ini diwarnai oleh hambatan dan pelemahan terhadap gerakan reformasi yang dicetuskan olehnya oleh kalangan konservatif di parlemen. Akibatnya, generasi muda Iran mulai menumbuhkan sikap dan rasa tidak peduli terhadap politik.
Meski kondisi internal Iran penuh konflik, negara ini menjadi salah satu negara terkuat di dunia, terutama di kawasan regional Timur Tengah. Iran disebut-sebut sebagai aktor utama di wilayah Timur Tengah yang pengaruhnya sangat besar dalam konflik yang terjadi di Suriah, Yaman, dan Lebanon.
Iran masih menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer tertinggi. Indeks statistik tahunan yang dikeluarkan Global Fire Power menunjukkan bahwa Iran berada di urutan ke-14 dari 145 negara dengan kekuatan militer tertinggi. Iran juga merupakan negara yang paling royal mengeluarkan dana negara untuk urusan militer.
Iran telah menolak campur tangan asing, terutama Barat, di dalam negaranya atau wilayah-wilayah regionalnya. Hal ini sudah terjadi bahkan memuncak sejak revolusi Islam di tahun 1979. Iran sangat konsisten menolak campur tangan militer negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, di wilayah Timur Tengah dan bahkan mengkritik campur tangan yang dilakukan mereka di negara-negara lainnya.
Konflik Iran-Israel yang terjadi beberapa waktu lalu adalah bentuk balasan penyerangan di Tehran dan bukan untuk campur tangan dalam urusan Palestina. Iran dan Israel sendiri sudah bermusuhan sejak tahun 1979 ketika revolusi Islam terjadi. Para pemimpin Iran meyakini dan menganggap Israel sebagai penjajah yang terbukti menindas bangsa Palestina.
Baca juga:
- Transformasi dari Monarki ke Republik Islam: Menggali Sejarah dari Peradaban Tertua Manusia: Iran (Bagian 3)
- Dari Konflik ke Stabilitas, Menggali Sejarah dari Peradaban Tertua Manusia: Iran (Bagian 4)
Saat ini, kondisi di Timur Tengah masih memanas. Beberapa pengamat militer mengkhawatirkan bahwa akan terjadi serangan skala besar yang selama ini diredam oleh kedua belah pihak. Dengan kekuatan militer dan pengaruh yang dimiliki, Iran terus menjadi aktor penting dalam dinamika konflik regional di Timur Tengah. [isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News