Dulu Rame Banget, Mengapa Mixue Sekarang Sepi?

oleh -200 Dilihat
Mengapa Mixue Sekarang Sepi? Ilustrasi [Grafis: Dok. Ist]

Jakarta, Kabapedia.com – Pada tahun lalu, Mixue laris manis dan ramai diperbincangkan di media sosial seperti TikTok dan Instagram. Orang-orang antri untuk membeli produk Mixue yang terkenal dengan harganya yang terjangkau dan menarik. Kesuksesan Mixue juga didorong oleh fokus mereka pada penjualan waralaba (franchise) dan aktivitas pemasaran yang ciamik.

Baca juga:

Namun, saat ini gerai Mixue terlihat sepi. Bahkan banyak pihak menyebutnya sebagai “malaikat pencabut ruko kosong”. Time News juga melaporkan penurunan minat pada Mixue di berbagai kota, termasuk di Jepara. Beberapa gerai bahkan sudah tutup, meskipun franchise Mixue tidak murah, mencapai ratusan juta rupiah.

Penyebab Mixue Sepi

1. Persaingan Internal:

Mixue membuka banyak gerai yang berdekatan, menyebabkan persaingan antar gerai sendiri. Konsumen terbagi, dan eksklusivitas produk berkurang. Akibatnya, pemilik franchise kesulitan mendapatkan keuntungan.

2. Biaya Operasional Tinggi:

Biaya sewa tempat, gaji karyawan, dan perawatan peralatan yang mahal menjadi beban berat. Saat penjualan menurun, biaya operasional yang tinggi membuat banyak gerai terpaksa tutup.

3. Tren Sesaat:

Produk Mixue yang mengandalkan tren sesaat dengan tampilan Instagramable dan rasa manis, belum terbukti dapat bertahan lama seperti makanan tradisional yang lebih diterima secara historis.

4. Aturan Franchise:

Pemilik franchise tidak bisa menambah produk sesuka hati. Mereka terikat aturan ketat dari pusat, yang bisa menjadi masalah saat produk kurang diminati.

5. Karakter Pembeli:

Pembeli utama Mixue adalah kawula muda yang cepat bosan. Mereka mungkin hanya membeli beberapa kali sebelum beralih ke tempat lain.

6. Kurangnya Faktor Personal:

Tidak ada hubungan personal antara pembeli dan penjual, serta rasa yang tidak unik, membuat konsumen kurang terikat pada Mixue.

7. Hanya Viral Sesaat:

Marketing Mixue yang kuat membuatnya viral dengan cepat, tapi ketika tren mereda, minat juga menurun. Fokus utama Mixue tampaknya lebih pada menjual franchise daripada membangun bisnis yang berkelanjutan.

Baca juga:

Mixue adalah contoh bagaimana bisnis yang mengandalkan tren sesaat dan ekspansi cepat bisa menghadapi tantangan besar. Meskipun awalnya laris manis, berbagai faktor seperti persaingan internal, biaya operasional tinggi, dan kurangnya faktor personal membuat bisnis ini mengalami penurunan. Apakah kamu punya pengalaman dengan Mixue atau pendapat lain? Bagikan di kolom komentar! [isr]

 

Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network