Kabapedia.com – “Dolar dalam Jurang Kehancuran, Dibantai Arab Saudi!!” Selama beberapa dekade, dolar Amerika Serikat telah menjadi mata uang dominan yang menopang perdagangan global. Keberadaannya bukan sekadar alat transaksi, melainkan simbol supremasi ekonomi yang hampir tak tergoyahkan. Namun, memasuki tahun 2024, peran dolar menghadapi tantangan besar. Banyak negara mulai mengurangi ketergantungan pada mata uang ini, memunculkan ancaman serius terhadap posisi dominannya.
Baca juga:
- Krisis Inggris: Ketika Jantung Ekonomi Global Mulai Meredup
- Krisis Laki-Laki di Rusia Buat Wanita Menjerit!!
Perubahan ini tak lepas dari keputusan negara-negara seperti Arab Saudi. Negara kaya minyak tersebut, yang selama lima dekade hanya memperjualbelikan minyak dalam dolar melalui sistem petrodollar, memutuskan untuk mengakhiri perjanjian tersebut. Keputusan ini memungkinkan pembelian minyak dengan mata uang lain seperti yen, rubel, atau euro. Langkah ini mengguncang fondasi sistem ekonomi global yang selama ini menguntungkan Amerika Serikat.
Untuk memahami akar persoalan ini, kita perlu menilik sejarah ke belakang, tepatnya ke era pasca-Perang Dunia II. Pada tahun 1944, Konferensi Bretton Woods diselenggarakan untuk menciptakan tatanan ekonomi baru. Dalam sistem ini, nilai tukar mata uang global diikat pada dolar, sementara dolar sendiri diikat pada emas dengan nilai tetap 35 dolar per ons. Hal ini menjadikan dolar sebagai mata uang cadangan internasional yang didukung oleh cadangan emas Amerika Serikat.
Namun, memasuki 1960-an, kebijakan fiskal Amerika Serikat mulai terguncang akibat pengeluaran besar untuk Perang Korea dan Perang Vietnam. Defisit yang membengkak membuat Amerika Serikat mencetak lebih banyak dolar tanpa cadangan emas yang memadai. Negara-negara Eropa yang memegang cadangan dolar mulai kehilangan kepercayaan dan menuntut konversi dolar mereka menjadi emas. Ketegangan ini memuncak pada 1971, ketika Presiden Richard Nixon secara sepihak mengakhiri konvertibilitas dolar terhadap emas. Langkah ini, dikenal sebagai Nixon Shock, mengakhiri era Bretton Woods dan membuat dolar menjadi mata uang fiat tanpa dukungan aset berwujud.
Lahirnya Petrodollar dan Pengaruhnya
Untuk menyelamatkan posisi dolar, Amerika Serikat menjalin perjanjian strategis dengan Arab Saudi pada 1974. Dalam perjanjian ini, Arab Saudi setuju menjual minyaknya hanya dalam dolar, sementara Amerika Serikat memberikan perlindungan militer dan dukungan politik kepada kerajaan tersebut. Sistem petrodollar ini menciptakan permintaan global yang masif terhadap dolar, sekaligus mengukuhkan dominasi Amerika Serikat dalam sistem keuangan dunia.