Dimotori UNP, Setara Nanggalo Kolaborasikan Agrowisata Jeruk dengan Seni Pertunjukkan

oleh -634 Dilihat
Kegiatan sosialisasi pengembangan perkebunan jeruk dan seni pertunjukan, sebagai sebuah daya tarik wisata di Nagari Setara Nanggalo. [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Padang, Kabapedia.com – Nagari Setara Nanggalo, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mengembangkan perkebunan jeruk dan seni pertunjukan, sebagai sebuah daya tarik wisata.

Pengembangan itu dilakukan melalui Program Pengembangan Nagari Binaan (PPNB) yang dimotori dosen-dosen Universitas Negeri Padang (UNP).

Di antara dosen yang terjun langsung dalam program pembinaan tersebut, Dra. Nerosti, M.Hum, Ph.D. Menurutnya, Nagari Setara Nanggalo sejak dimekarkan pada Tahun 2011 merupakan penyangga destinasi wisata terpadu Mandeh dengan potensi Agrowisata Jeruk.

“Geografis Nagari Setara Nanggalo sangat strategis dengan view perbukitan dan hamparan sawah sangat indah. Lokasinya berjarak 60 KM dari Kota Padang,” papar Nerosti kepada media ini, Minggu (3/9/2023).

Lebih lanjut, Nerosti mengatakan, ada dua bidang yang bisa dikembangkan untuk menciptakan destinasi wisata baru di daerah tersebut.

“Bidang agrowisata perkebunan jeruk dan seni pertunjukan, keduanya bisa dikolaborasikan,” ungkapnya.

Menurut Nerosti lagi, di nagari berpenduduk 2476 jiwa dengan 120 Kepala Keluarga (KK). Sebagian besar masyarakatnya bertani dan berternak. Ibu-ibu aktif bekerja sebagai petani sawah (menerima upah).

Dalam kehidupan masyarakat agraris di nagari itu terhimpun kesenian tradisional. Petani adalah seniman tradisional merupakan potensi yang perlu dikembangkan. Bagi petani ada masa senggang, setelah bertanam dan menuai padi bagi-bagi ibu-ibu Setara Nanggalo mempunyai waktu senggang, yang perlu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat terutama untuk menunjang ekonomi keluarga. Bagi kaum laki-laki pun demikian, menunggu buah jeruk bisa dipanen para petani mempunyai waktu untuk melakukan pekerjaan dalam bentuk pengembangan keterampilan yang dapat menghasilkan uang.

“Masyarakat Setara Nanggalo sangat antusias menerima pembaharuan berupa keterampilan yang dapat menghasilkan uang,” jelasnya.

Karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) masyarakat setempat, potensi yang dimiliki harus dibina supaya dapat menyangga ekonomi di era industri ini. Untuk itu Dra. Nerosti, M.Hum, Ph.D, Dr. Delfi Elfiza, S. Pd, M. Pd dan Dr.Vivi Efrianova, S.ST, M. Pd, dosen UNP melaksanakan program di daerah itu.

Program yang sudah dilakukan (1) Kelompok Tani telah mampu mengatasi pengendalian organisme pengganggu tanaman jeruk; mampu membuat kompos pupuk hijau yaitu dari dedaunan titonia dan pelepah pisang, sekaligus pandai memasang pupuk kompos dengan penggemburan tanah disekitar pokok atau urat pohon jeruk, (2) Karang Taruna diberikan pelatihan membuat pot bunga dari barang bekas dan mengaktifkan kembali kesenian randai yang menjadi ciri khas Nagari tersebut.

Selanjutnya, (3) Ibu-ibu mampu pula mengolah jeruk menjadi sirup dan selai dengan menggunakan branding Manola. Menjahit bordir atau menyulam, belajar tata busana adat dan mampu memakaikannya, serta tata Rias Pengantin.

Kegiatan ibu-ibu tersebut merupakan produksi terpadu, selendang yang sudah dibordir dapat dipakai ketika pertandingan Qasidah Rebana tingkat Kabupaten Pesisir Selatan. Pada tanggal 30 Agustus 2023.

Baca juga: Festival Jelajah Jembatan Akar, Wisata Arung Jeram Menakjubkan

Dalam penataan busana dan tata rias, ibu-ibu telah mampu memakai sendiri (4) Kesenian Randai yang terhenti sejak Tahun 2016 telah aktif kembali dan aktif membuat pertunjukan. mengemas Seni Pertunjukan dalam paket pesta perkawinan yang mempunyai nilai jual, meliputi tari menyambut pengantin, yang telah digunakan untuk masyarakat setempat. [Du/Kpd]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News