BRICS Tantang IMF dan Amerika, Dollar AS Bakal Keok?

oleh -106 Dilihat

Jakarta, Kabapedia.com – Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 yang diadakan di Kazan, Rusia, muncul wacana yang dapat menggeser dominasi Amerika Serikat dalam tatanan ekonomi dunia. BRICS, yang merupakan aliansi ekonomi antara Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan—serta kini didukung oleh negara-negara lain seperti Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Ethiopia—mengangkat tema “BRICS and Global South: Joint Building of a Better World.” Tema ini menekankan visi BRICS dalam menciptakan sistem global yang lebih adil dan setara, serta berpotensi menjadi penantang serius bagi kekuatan ekonomi dan politik yang selama ini dipegang oleh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya.

Baca juga: 

Deklarasi Kazan, yang menjadi hasil utama pertemuan ini, tidak hanya membahas berbagai tantangan global tetapi juga melahirkan inisiatif baru yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika. BRICS memperkenalkan instrumen pembayaran lintas batas yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih aman, serta mendorong perdagangan antar-anggota dengan mekanisme barter. Langkah awal ini dilakukan melalui pertukaran komoditas seperti gandum dengan menggunakan platform perdagangan berbasis bursa komoditas BRICS.

Kehadiran 22 delegasi dan 30 negara mitra dalam KTT tersebut menunjukkan bagaimana dunia kini mulai memperhitungkan kekuatan BRICS yang signifikan. Dari segi populasi, BRICS memiliki tiga kali lipat jumlah penduduk negara-negara G7, dan menguasai 35% kekayaan dunia, lebih besar daripada G7 yang hanya menguasai 30% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

Dalam deklarasinya, BRICS mengusung “New Framework of Money” yang mengadopsi teori moneter modern (Modern Monetary Theory/MMT). Teori ini dikenal kontroversial di kalangan ekonomi Barat karena dianggap melawan arus ekonomi klasik. MMT pertama kali dipopulerkan pada awal 1970-an oleh Warren Mosler, dan Amerika sempat mengadopsinya dengan menghapus patokan emas pada dolar pada tahun 1971. Sejak itu, dolar menjadi mata uang cadangan dunia yang didukung proyek-proyek strategis Amerika.

Menariknya, Tiongkok telah mengaplikasikan MMT dengan model “dual currency” dalam negeri meskipun menyangkal penggunaan teori tersebut. Dalam konteks BRICS, langkah ini tampaknya akan menjadi dasar bagi mata uang baru yang setara euro berbasis emas yang akan bersirkulasi di antara anggota BRICS sebagai bagian dari dedolarisasi.

Baca juga:

Langkah BRICS ini bisa menjadi katalis dalam membentuk tatanan dunia baru, yang mungkin mengarah pada IMF versi baru di luar kendali Barat. Dengan tantangan serius ini, Indonesia diharapkan menentukan sikap lebih tegas di masa depan di tengah perubahan global yang dinamis. [isr]

 

No More Posts Available.

No more pages to load.