BMKG Ungkap Potensi Megathrust Mentawai Mirip Gempa Turki

oleh -1198 Dilihat
Rumah dan gedung apartamen yang hancur terkena gempa di Antakya, ibu kota Provinsi Hatay di Turki selatan. [Foto: Dok. BBC]

Padang, Kabapedia.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kembali ancaman gempa bumi di zona Megathrust Mentawai, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).

Deputi Geofisika BMKG, Dr. Suko Prayitno Adi membenarkan besarnya potensi ancaman gempa Megathrust Mentawai tersebut. Menurutnya potensi yang ditimbulkan megathrust Mentawai ini mirip gempa dahsyat yang terjadi di negara Turki baru-baru ini.

“Hal ini dikarenakan di daratan wilayah Sumbar juga memiliki potensi besar, dan sesarnya saling berkaitan atau berdekatan,” kata Suko kepada awak media, usai Rapat Koordinasi Forum Perangkat Daerah Bidang Penanggulangan Bencana Provinsi Sumbar di Padang, pada Kamis, (9/3/2023).

Meski demikian, menurut Suko ancamannya menjadi besar hanya jika terjadi goncangan pada suatu sesar dan mempengaruhi sesar yang lain. Pasalnya, ketersinggungan ke sesar yang lain akan mempengaruhi sistem pada sesar yang bisa menimbulkan dampak besar.

“Walau begitu, masyarakat tidak perlu takut dan khawatir berlebihan. Namun yang perlu dilakukan, yakni menyiapkan masyarakat yang siaga bencana untuk mengurangi risiko,” jelas Suko.

Salah satunya yang mesti disiapkan, lanjutnya, melakukan perencanaan bangunan yang benar sesuai kondisi wilayah masing-masing. Misalnya, menyiapkan infrastruktur atau bangunan yang tahan gempa, dan membuat jalur evakuasi yang jelas.

Suko kembali menekankan, potensi gempa bumi besar yang masih tersimpan di Megathrust Mentawai tersebut dan bahkan bisa memungkinkan terjadinya tsunami. Mantan Rektor Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) ini memperkirakan, kekuatan gempa di Megathrust Mentawai ini mencapai 8,9 SR. Dia menilai, dengan kekuatan ini sangat memungkinkan terjadinya tsunami.

“Isu ancaman Megathrust Mentawai, harus jadi perhatian serius. Megathrust memang ada potensi terjadinya gempa yang besar, dan kemungkinan berpotensi tsunami,” ingat dia.

Untuk itu Mantan Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Angkasapura Jayapura ini mengimbau agar BPBD se-Sumbar menguatkan kolaborasi dengan semua pihak, baik instansi maupun dengan stakeholder lainnya.

Kemudian, juga mengajak Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD se-Sumbar meningkatkan koordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk dengan Orari, RAPI, dan semua relawan kebencanaan yang ada di daerah.

“Sebab jika terjadi gempa, semua internet dan alat komunikasi bisa hilang. Satu-satunya alat komunikasi yang berfungsi hanya radio. Rangkul semua relawan, karena kita dari BPBD dan BMKG tak akan mampu menanggulangi bencana sendiri,” tegasnya.

Sebelumnya Sekprov Sumbar, Hansastri menjelaskan, tantangan penanggulangan bencana ke depan cukup kompleks. Tak hanya tuntutan regulasi dan masyarakat, tetapi juga karena kondisi seluruh daerah Sumbar rawan bencana.

Ia mengakui, selama ini Pemprov Sumbar hanya fokus menyiapkan jalur evakuasi, shelter, hingga sirine, ketika ada isu bencana. Namun setelah isu bencana lenyap, peralatan dan infrastruktur yang ada banyak yang tidak difungsikan dengan baik.

Baca Juga: Ancaman Megathrust Mentawai, BMKG: Berpotensi Gempa 8,9 SR dan Tsunami

“Termasuk di kabupaten dan kota. Makanya dalam rakor ini, kesempatan kita berbenah, menginventarisir semua yang ada, dan diaktifkan kembali,” tegasnya di hadapan kalaksa BPBD kabupaten dan kota se-Sumbar. [*/Kpd]

 

Baca berita lainnya Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.