Angka Stunting Pesisir Selatan Cukup Tinggi, BKKBN Sumbar Ingatkan Pentingnya Peran Semua Pihak

oleh -2705 Dilihat
Kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting (FKPPS) di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Selasa (25/72023). [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Painan, Kabapedia.com – Sebanyak 212 peserta dari Forkopimda Kepala OPD, camat dan wali nagari ikuti kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting (FKPPS) di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Selasa (25/72023).

Kegiatan ini diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumba bersama Pemkab Pessel, dibuka oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Nova Dewita bersama Wakil Bupati Pessel, Rudy Harinsyah.

Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Nova Dewita mengatakan, Pessel menjadi daerah ke 10 yang mengadakan kegiatan forum koordinasi penurunan stunting di Sumbar.

“Harapan kami bersama meningkatkan kolaborasi dan sinergitas untuk percepatan penurunan serta penanganan stunting sehingga bisa mengintervensi sasaran secara tepat sasaran,” ujarnya.

Ia menambahkan peran Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Pesisir Selatan sangat dibutuhkan untuk mendeteksi anak berisiko stunting yang jumlahnya cukup tinggi. Data survei dari SSGI menunjukkan kalau angka prevalensi stunting di Pessel mencapai 25,2 persen. Angka tersebut termasuk jajaran tertinggi di Sumbar.

Nova berharap sejumlah upaya pendampingan yang dilakukan OPD dan unsur terkait bisa
menekan angka prevalensi stunting di masa mendatang.

Dia menjelaskan, perlu banyak upaya pencegahan sejak dari hulu. Di antaranya mulai dari catin (calon pengantin) harus dideteksi dan pastikan sehat, bebas anemia, paham kesehatan reproduksi, jarak kelahiran, pemberian gizi anak dan lainnya. Kemudian pendampingan ibu hamil dan seterusnya.

“Semoga rapat ini bermanfaat dan berperan dalam penurunan stunting di Sumbar khusus Pessel. Jika ingin menjadi keluarga berkualitas jangan biarkan anak kita terlahir stunting. Semangat mewujudkan Pessel yang bebas stunting,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Pessel, Rudy Harinsyah mengimbau pihaknya agar tetap bersemangat melakukan kegiatan pembinaan keluarga yang dampaknya terhadap percepatan penurunan stunting di negeri berjuluk sejuta pesona ini.

“Hasil data SSGI di Pessel, prevalensi, stuntingnya naik 4,6 persen. Di mana tahun 2021 itu tercatat 25,2 persen kemudian setelah bekerja keras yang kami merasa sudah maksimal,” ujar dia.

Rudy juga menyampaikan kalau saat ini anggaran dari APBD tidak mencukupi, sehingga harus dicarikan sumber anggaran lain, seperti support dari baznas dan BUMD.

Baca juga: Harganas 2023, Wapres: Keluarga Kunci Penting Penurunan Stunting

“Bantuan ini akan kita antarkan langsung ke rumah-rumah anak-anak stunting,” tutupnya. [isr]

 

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News