Sejarah Pelabuhan Teluk Bayur yang Dibangun Abad ke-18, Pelabuhan Tersibuk Indonesia Hingga era Perang Dunia II

oleh -1379 Dilihat
Pelabuhan Teluk Bayur yang berada di Kota Padang, Provinsi Sumbar. [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Padang, Kabapedia.com – Inilah sejarah Pelabuhan Teluk Bayur, salah satu pelabuhan yang terdapat di Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Indonesia. Pelabuhan Teluk Bayur sebelumnya bernama Emmahaven yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda antara tahun 1888 sampai 1893.

Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang antar pulau serta pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor dari dan ke Sumbar. Hingga era Perang Dunia II, Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu dari lima pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia.

Seiring dengan berkembangnya Singapura sebagai pelabuhan transit, Selat Malaka menjadi jalur pelayaran yang penting sehingga mengakibatkan menurunnya aktivitas perdagangan di Teluk Bayur.

Saat ini Pelabuhan Teluk Bayur dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia (Persero). Pelabuhan Teluk Bayur telah memiliki standar prosedur pelayanan ISO 9002 sehingga menjadi pelabuhan kelas I.

Pelabuhan ini memberikan pelayanan standar yaitu: Pelayanan pandu dan tunda, Pelayanan petikemas, Pelayanan curah cair, Pelayanan curah kering, dan Pelayanan multipurpose. Pelabuhan Teluk Bayur memiliki fasilitas yang memadai sebagai pelabuhan umum antara lain: Fasilitas Minyak Sawit dengan kapasitas 88.000 ton.

Pelabuhan Teluk Bayur merupakan pelabuhan samudera yang terbuka untuk kegiatan perdagangan internasional di Provinsi Sumbar. Pelabuhan ini memiliki beberapa kawasan yang merupakan sentra kegiatan ekonomi di Sumatera Barat meliputi Muara Padang dan Air Bangis.

Pelabuhan ini melayani berbagai jenis komoditas seperti batu bara, semen, clinker, minyak kelapa sawit, kayu manis, teh, moulding, furniture, dan karet, yang merupakan komoditas ekspor unggulan untuk benua Amerika, Eropa, Asia, Australia dan Afrika.

Baca juga: Masa Emas Kejayaan Pulau Cingkuak, Jadi Pelabuhan Internasional Abad ke 16

Saat ini, kontribusi utama PDRB Sumbar berasal dari Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (24.84%); Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor (14.68%); serta Transportasi dan Pergudangan (12.05%). [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.