Oleh: Dr. Hj. Dewi Fitriana, M.Psi., Psikolog
Pengasuhan anak merupakan tanggung jawab bersama yang tidak hanya berada di pundak ibu, melainkan juga memerlukan keterlibatan aktif dari ayah. Dalam proses tumbuh kembang anak, peran ayah memiliki pengaruh signifikan yang sama pentingnya dengan peran ibu.
Selama ini, dalam keluarga, ibu sering dianggap sebagai tokoh sentral yang paling berpengaruh terhadap anak. Baik perilaku negatif maupun prestasi anak seringkali diatribusikan pada peran ibu.
Padahal, keterlibatan ayah tidak boleh diabaikan, karena ayah juga turut berperan penting dalam perkembangan anak. Konsep ini, yang dikenal dengan istilah “father involvement,” semakin mendapatkan perhatian dalam hubungannya dengan pendidikan anak.
Seiring berjalannya waktu, pandangan tentang peran ayah dalam keluarga telah mengalami perubahan. Pada akhir tahun 1980-an dan 1990-an, peran ayah lebih sering diidentifikasi hanya sebagai penyedia kebutuhan finansial keluarga.
Namun, pandangan ini berubah menjadi pemahaman yang lebih luas, mengakui keterlibatan ayah dalam aspek-aspek penting lainnya dalam pengasuhan anak, termasuk perkembangan sosial, emosional, dan kognitif. Kini, kualitas keterlibatan ayah dianggap lebih berarti daripada sekadar kuantitas waktu yang dihabiskan bersama anak.
Ayah tidak hanya memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, melainkan juga dalam pengasuhan anak, partisipasi dalam aktivitas anak, mengontrol kegiatan anak, hingga peran dalam pendidikan anak. Ayah dapat berinteraksi dengan anak secara berbeda, tidak hanya sebagai teman bermain, tetapi juga sebagai seorang teladan atau model peran bagi anak.
Hubungan yang positif antara ayah dan anak memiliki dampak positif pada perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, hubungan yang kurang baik dapat mempengaruhi penyesuaian diri dan kesejahteraan anak secara negatif. Hubungan yang kurang harmonis dengan ayah dapat menurunkan rasa harga diri anak.
Oleh karena itu, keterlibatan ayah yang tinggi memberikan manfaat tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk ibu dan ayah itu sendiri. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak berkontribusi pada perkembangan anak dan juga berdampak positif pada kesejahteraan psikologis ayah dan ibu.
Keterlibatan ayah dalam kehidupan anak membawa nilai tambah bagi perkembangan sosial dan akademis anak. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan bakat dan prestasi anak, termasuk dalam bidang matematika dan ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, keterlibatan ayah juga berperan penting dalam mencegah perilaku negatif remaja, seperti penggunaan alkohol dan kenakalan remaja lainnya.
Manfaat dari keterlibatan ayah pada perkembangan anak berlangsung jauh hingga masa remaja dan dewasa anak tersebut. Beberapa manfaat konkret dari keterlibatan ayah meliputi pengaruh pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak, peningkatan keterampilan bahasa dan minat anak terhadap membaca, peningkatan rasa empati anak, serta penurunan tingkat depresi dan kecemasan anak.
Selain itu, keterlibatan ayah juga berhubungan dengan prestasi akademik anak di sekolah. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan ayah saat anak berusia 7 tahun dapat memprediksi pencapaian akademis anak ketika mencapai usia 20 tahun. Oleh karena itu, peran ayah memiliki peran yang unik dan penting dalam mencapai prestasi akademis anak.
Walaupun manfaat keterlibatan ayah ini sangat signifikan, di Indonesia, masih terdapat prevalensi kuat dari peran gender tradisional, di mana ayah dianggap sebagai tokoh otoritas dalam keluarga, sementara pendidikan anak dianggap sebagai tugas ibu.
Baca juga: Belajar dari Gamal: Inspirasi Wirausaha Sosial Generasi Muda Dunia
Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak dan merangkul keterlibatan aktif ayah dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dan keluarga. [isr]
Tentang Penulis: (Dosen Psikologi UIN Imam Bonjol – Anggota MPW Himpsi Sumatra Barat)