1 Dekade Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra Melesat Signifikan, Segini Panjang yang Dibangun

oleh -1681 Dilihat
Salah satu ruas Jalan Tol Trans Sumatra yang telah rampung dibangun. [Foto: Dok. Hutama Karya]

Jakarta, Kabapedia.com – Genap satu dekade (10 tahun), PT Hutama Karya menerima penugasan dari pemerintah untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Mega proyek ini dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.

Update terbaru per Oktober 2023, Hutama Karya sudah membangun kurang lebih 1.021,5 Km ruas tol JTTS, dan menghubungkan hampir seluruh wilayah di Sumatra, mulai dari Lampung – Aceh (backbone), ruas sirip (feeder) dari Timur – Barat dan sebaliknya meliputi Palembang – Bengkulu, Pekanbaru – Padang, dan dari Medan – Pematang Siantar dengan total panjang 681 km tol yang telah beroperasi.

Pembangunan JTTS yang kian progresif, terutama selama 4 tahun terakhir ini tidak terlepas dari dukungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagai pemegang saham bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan, peningkatan infrastruktur memegang peranan penting agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain, karena saat ini biaya logistik lebih tinggi dari rata-rata dunia yang mencapai hingga 23 persen.

“Pertumbuhan progres infrastruktur merupakan buah dari sinergitas banyak pihak, termasuk Kementerian salah satunya secara intens mengawal progres pembangunan JTTS bersama dengan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, dilansir Kabapedia.com, Jumat (6/10/2023).

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo menjelaskan kehadiran JTTS memiliki efek berganda “multiplier effect” bagi Sumatra, hal ini dapat dilihat dari munculnya perekonomian baru di sejumlah wilayah.

“Seperti contoh di Lampung atau Palembang, kenaikan pemanfaatan penggunaan listrik dan juga meningkatnya jumlah uang yang beredar menjadi salah satu bukti dalam meningkatnya pertumbuhan (ekonomi) itu,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kepadatan lalu lintas yang sering terjadi di Jalan Nasional atau Jalan Lintas Sumatra juga menjadi alasan urgensi dari konektivitas bebas hambatan yang dapat memperlancar distribusi arus barang dan kendaraan, sehingga dapat memangkas biaya logistik secara efektif.

Besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat memberi harapan agar seluruh wilayah Sumatra dapat segera terhubung dengan JTTS. Menjelang akhir tahun, Hutama Karya menargetkan selesainya 13 ruas JTTS tahap I, dan mulai pembangunan JTTS tahap II yaitu Tol Betung – Jambi seksi 3 Bayung Lencir – Tempino sepanjang 34 km dengan skema dukungan konstruksi dan Tol Lingkar Pekanbaru (30,5 km).

Untuk diketahui, Hutama Karya kembali menambah deretan panjang ruas tol beroperasi seperti Tol Indralaya – Prabumulih (64 km), dan di Sumatra Selatan dan Tol Stabat – Kuala Bingai (7,5 km) di Sumatra Utara. Adapun kedua ruas tol ini belum ditetapkan bertarif, sehingga bisa dinikmati secara gratis oleh pengguna jalan tol.

Pakar Ekonomi dan Bisnis Prof Rhenald Kasali dalam acara Hub Talks yang bertajuk “Transformasi Transportasi Indonesia” di Hub Space 2023, pada Jum’at (29/9) lalu, menjelaskan jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, saat itu banyak yang menilai pembangunan JTTS belum waktunya.

“Tapi ketika melakukan pembangunan ekonomi itu bukan sekadar fungsional. Ada aspek lain, yaitu keadilan, pemerataan. Apakah saudara sebagai orang Lampung, Palembang, Bengkulu tidak merasa kenapa hanya Pulau Jawa semua yang dibangun, itukan adalah rasa ketidakadilan. Jadi memang keterhubungan ini memang penting,” ujar Rhenald.

Seorang supir truk bernama Riu (40 Tahun) yang ditemui pada saat sedang melakukan istirahat di sekitar Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada hari Minggu (1/10) bercerita tentang perjalanannya membawa Sayur dengan menggunakan JTTS.

“Sebelum ada jalan tol, saya bisa membutuhkan waktu 2–3 hari untuk membawa dagangan. Enaknya dengan jalan tol, jika dari Jakarta ke Palembang hanya membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 1 hari dari Jakarta ke Palembang, jadi kami supir-supir memiliki kepastian waktu, istilahnya kita untung waktu lah dan juga aman,” ujar Riu.

Lebih lanjut, ia menambahkan sebelum ada jalan tol, sayur yang diangkut sering kali sudah tidak segar, sehingga menelan cukup banyak kerugian karena berbagai hambatan yang ia temui di perjalanan.

Sementara pada kegiatan peningkatan kapasitas UMKM yang dilakukan oleh Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Hutama Karya di Rest Area 215 B Terpeka, seorang pedagang bernama Lis (35 Tahun), menyebutkan apresiasi kepada Hutama Karya karena telah memberikan ruang dalam meningkatkan kompetensi para pedagang yang berjualan di rest area.

“Melalui pelatihan ini diharapkan dapat berkembang lebih maju, karena jalan tol ini semakin rame, pastinya disini (rest area) semakin rame,” ujar Lis.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang ±1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 347,5 km dan 681 km ruas tol Operasi.

Baca juga: Flyover di Atas Lembah Ciptakan Panorama Indah Tol Padang-Pekanbaru

Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh di antaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (17 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2–6 (50 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (12 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 km) dan Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 km), dan Tol Binjai – Langsa Segmen Binjai – Stabat (7,5 km). [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News