Tulungagung, Kabapedia.com – Perjalanan usaha kerupuk rambak Pak Jarwo tidak semulus yang dibayangkan. Sujarwo, atau yang akrab dipanggil Pak Jarwo, bersama istrinya, Bu Kasmi, berhasil membangun usaha rambak dengan merek Rambak Pak Jarwo, meski menghadapi berbagai tantangan, termasuk penipuan sebesar Rp50 juta.
Baca juga:
- Rahasia Pengusaha Breeding Domba Ini Raup Rp30 Juta per Bulan
- Wajib Coba!! Peluang Usaha Paling CUAN di 2024
“Saya memilih rambak karena dibesarkan dari orang tua yang juga usaha rambak,” cerita Pak Jarwo saat wawancara di kanal YouTube Pecah Telur. Dia menuturkan kalau usaha ini telah dijalankan turun-temurun sejak nenek buyutnya. Pada tahun 2010, Sujarwo dan keluarganya pindah dari Surabaya ke Tulungagung untuk mengembangkan usaha rambak mereka secara mandiri.
Pak Jarwo memproduksi rambak dengan metode tradisional, menggunakan bahan berkualitas seperti kulit sapi jantan dan minyak kelapa kualitas ekspor. “Minyak yang kami gunakan adalah minyak kelapa kualitas ekspor, langsung dari pabrik di Surabaya,” jelasnya. Semua proses dilakukan tanpa bahan kimia, bahkan untuk membersihkan bulu kulit sapi pun dilakukan secara manual.
Legalitas dan kehalalan produk adalah prioritas utama bagi Rambak Pak Jarwo. Pak Jarwo telah memperoleh berbagai izin seperti NIB, PIRT, dan sertifikasi halal. “Proses mengurus izin halal memakan waktu dua tahun karena termasuk olahan makanan kritis,” ujar Pak Jarwo. Hal ini memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk mereka aman dan halal.
Namun, usaha tidak selalu berjalan mulus. Pak Jarwo mengisahkan pengalaman pahitnya ditipu oleh pembeli fiktif yang memesan rambak 500 kilogram. “Setelah barang diantar, mereka menghilang dan tidak ada pembayaran,” kenangnya. Meskipun begitu, pengalaman ini tidak menyurutkan semangatnya. Kini, ia lebih berhati-hati dalam menerima pesanan besar dan menghindari modus penipuan yang sering terjadi.
Untuk pemasaran, Rambak Pak Jarwo menggunakan strategi online dan offline. “Kami memasarkan lewat Shopee, Instagram, dan WhatsApp,” kata Bu Kasmi. Selain itu, mereka juga memiliki toko di sekitar Stasiun Tulungagung yang ramai oleh wisatawan.
Kunci sukses usaha mereka adalah kerja keras dan manajemen yang baik. “Kita tidak boleh bilang capek. Kalau kita sudah ambil keputusan untuk berusaha, harus berani capek,” tegas Pak Jarwo. Ia juga memastikan karyawannya sejahtera dan merasa nyaman bekerja, yang menurutnya menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kualitas produk.
Pak Jarwo dan Bu Kasmi terus berinovasi untuk memperluas pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Mereka berencana meningkatkan produksi dan mengeksplorasi pasar internasional, meskipun dihadapkan dengan persyaratan ketat. “Kami pernah mencoba mengirim ke Belanda, tapi terkendala izin,” cerita Pak Jarwo.
Di masa mendatang, mereka berencana menjadikan rambak sebagai oleh-oleh dan souvenir acara-acara penting seperti pernikahan dan selamatan. “Kami ingin rambak Pak Jarwo dikenal lebih luas dan bisa menjadi pilihan utama masyarakat,” kata Pak Jarwo penuh harap.
Baca juga:
- Kisah Air Jordan 1: Mengubah Denda Menjadi Legenda
- Menggiurkan! Peluang Usaha Tani: Tanam 3000 Batang, Gaji Rp60 Juta
Kisah sukses Rambak Pak Jarwo mengajarkan bahwa ketekunan, kerja keras, dan komitmen terhadap kualitas adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan. Meski pernah ditipu hingga Rp50 juta, Pak Jarwo dan Bu Kasmi tetap semangat dan terus berinovasi untuk mengembangkan usaha mereka. Rambak Pak Jarwo, dengan kualitas dan kehalalannya, siap bersaing di pasar yang lebih luas dan menjadi kebanggaan Tulungagung. [isr]
Ikuti Google News dan berita Kabapedia Network di KabaPadang