Sumbar alami inflasi pada Juli 2023 Usai Bulan Lalu Alami Deflasi

oleh -363 Dilihat
Grafis perkembangan inflasi dan deflasi gabungan 2 kota di Sumbar. [Foto: Dok. BPS Sumbar]

Padang, Kabapedia.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat Sumbar mengalami inflasi sebesar 0,48 di bulan Juli 2023 setelah mengalami deflasi di bulan Juni 2023.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Endang Kurnia Saputra mengatakan berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat tercatat inflasi sebesar 0,48 persen (mtm), meningkat dibandingkan realisasi Juni 2023 yang deflasi -0,03 persen (mtm).

Sementara secara tahunan, inflasi pada Juli 2023 sebesar 2,20 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan realisasi Juni 2023 yang sebesar 2,95 persen (yoy).

Kota Padang sendiri mengalami inflasi 0,49 persen (mtm) pada Juli 2023, atau mengalami peningkatan dibandingkan realisasi periode sebelumnya yang deflasi sebesar -0,03 persen (mtm). Realisasi ini membawa Kota Padang berada pada urutan ke-11 dari 77 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.

Sementara itu secara tahunan, realisasi inflasi Kota Padang sebesar 2,15 persen (yoy) dan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,03 persen (yoy) dan berada pada peringkat ke-73 dari 90 Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi di Indonesia.

Sementara itu, perkembangan harga pada Juli di Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,36 persen (mtm), meningkat dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,09 -persen (mtm). Realisasi tersebut menempatkan Kota Bukittinggi berada di urutan ke-19 dari 77 kota yang mengalami inflasi.

Secara tahunan, realisasi inflasi Kota Bukittinggi sebesar 2,47 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 2,34 persen (yoy) dan berada di urutan ke-64 dari 90 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.

Ia memaparkan inflasi gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Juli 2023 dipengaruhi oleh kelompok transportasi dengan realisasi inflasi sebesar 1,58 persen (mtm) dengan andil sebesar 0,24 persen (mtm).

Kemudian inflasi kelompok transportasi bersumber dari peningkatan tarif angkutan udara dengan andil 0,22 persen (mtm) sejalan dengan meningkatnya permintaan di tengah momentum liburan sekolah.

Kelompok pendidikan mencatatkan inflasi 1,99 persen (mtm) dengan andil sebesar 0,10 persen (mtm) sejalan dengan periode pendaftaran tahun ajaran baru.

Komoditas yang menjadi pendorong utama adalah biaya sekolah dasar yang sebesar inflasi 8,02 persen (mtm) dengan andil 0,07 persen (mtm) serta biaya sekolah menengah atas yang inflasi sebesar 4,60 persen (mtm) dengan andil 0,03 persen (mtm).

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen (mtm) dengan realisasi inflasi sebesar 0,25 persen (mtm).

Komoditas yang dominan menyumbang inflasi berasal dari komoditas pangan diantaranya cabai merah, kentang, cabai hijau, tomat, dan bawang putih.

Peningkatan tersebut didorong oleh ketersediaan pasokan yang terbatas akibat faktor cuaca yang kurang kondusif,” katanya.

Sementara itu, peningkatan harga bawang putih terus berlanjut sejalan dengan tingginya harga bawang putih di tingkat global. Selain itu, rokok kretek filter juga menyumbang andil terhadap inflasi sebesar 0,02 persen (mtm) seiring dengan berlanjutnya transmisi penyesuaian tarif cukai rokok.

Kemudian inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang deflasi sebesar -0,20 persen (mtm) dengan andil -0,01 persen (mtm).

Baca juga : Selama April, BPS Catat Deflasi terjadi di Sumbar

Menurut dia deflasi tersebut didukung oleh penurunan harga komoditas emas perhiasan dengan andil -0,01 persen (mtm), sejalan dengan pergerakan harga komoditas emas global yang lebih moderat.

Secara umum, inflasi gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Juli 2023 didorong oleh berbagai komoditas terutama cabai merah, angkutan udara, dan sekolah dasar.

Baca juga : Gathering Media Kanwil II Pekanbaru, Maryono: Kuatkan Produk Ekonomi Pro Rakyat Pegadaian

Namun, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi komoditas bahan pangan diantaranya daging ayam ras, jeruk, jengkol, mangga, dan ikan gembolo atau ikan aso-aso yang didukung oleh ketersediaan pasokan dan distribusi yang terjaga di tengah permintaan yang stabil.[Rel/Kpd]

Ikuti Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.