Siaga!! Ini 4 Daerah Paling Rawan Karhutla di Sumbar

oleh -1150 Dilihat
Simulasi pemadaman karhutla saat Apel Siaga Pengendalian Karhutla Sumbar 2023 di Pantai Sago, Kabupaten Pesisir Selatan, Senin (13/3/2023). [Foto: Isran/Kabapedia.com]

Painan, Kabapedia.com – Seiring peringatan BMKG akan datangnya musim kemarau yang lebih kering pada tahun 2023 ini, Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah mengingatkan agar sejumlah daerah di wilayah itu siaga potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Penegasan ini dia sampaikan saat memimpin kegiatan Apel Siaga Pengendalian Karhutla Tk. Prov. Sumbar 2023 di Pantai Sago, Kabupaten Pesisir Selatan, Senin (13/3/2023).
Apel tersebut diselenggarakan selama tiga hari, Sabtu – Senin (11-13, 3/2023) dan diikuti ratusan peserta dari stakeholder terkait.

Gubernur menyampaikan, berdasarkan data tahun 2022 lalu, Sumbar mengalami peningkatan kejadian Karhutla cukup tajam, mencapai 9.883 hektare. Kondisi ini menjadikan Sumbar sebagai daerah dengan kejadian Karhutla tertinggi di Sumatra.

“Dari data 9.883 hektare luas Karhutla tahun 2022 ini, kabupaten/kota tertinggi yakni Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Pasaman dan Pasaman Barat,” ungkap Mahyeldi saat memimpin Apel.

Untuk tahun 2023 ini, berdasarkan data dan hasil mapping lapangan dari Dinas Kehutanan (Dishut) Sumbar, empat daerah yang sebelumnya tercatat kejadian karhutla tertinggi di Sumbar, masih menjadi daerah yang paling rawan karhutla sepanjang tahun 2023.

Gubernur mengingatkan, potensi Karhutla pada tahun ini perlu ditekan dengan memperkuatkan koordinasi pihak terkait dan masyarakat di lapangan. Tingginya risiko Karhutla Sumbar tidak terlepas dari luasnya kawasan hutan Sumbar yang mencapai 2.286.883 hektare, dengan sekitar 1.521.260 hektare jadi kewenangan provinsi. Hal ini pun telah dibahas saat hasil rapat koordinasi khusus penanggulangan Karhutla pada tanggal 20 januari 2023 yang lalu di Jakarta.

Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dan prediksi kalau musim kemarau tahun 2023 di Indonesia akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Untuk menyikapi kondisi tersebut, masyarakat di daerah diminta mewaspadai peningkatan risiko bencana karhutla.

Puncak musim kemarau diprediksi terjadi di bulan Agustus mendatang. BMKG juga menginformasikan kalau curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.

BMKG memprediksi 289 ZOM atau sejumlah 41 persen wilayah memasuki musim kemarau maju atau lebih awal dari normalnya. 200 ZOM atau 29 persen wilayah memasuki musim kemarau sama dengan normalnya.

“Dan 95 ZOM atau 14 wilayah memasuki musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya, dilansir Kabapedia.com, Rabu (8/3/2023).

Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi Usama Putra mengungkapkan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BMKG, terutama data curah hujan dan juga potensi Karhutla.

“Sesuai arahan pak gubernur kita harus meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengendalikan Karhutla di Sumbar, salah satunya dengan Apel ini,” ujar dia.

Yozarwardi juga mengungkapkan pihaknya sudah membuat peta kerawanan Karhutla berdasarkan data terbaru dari seluruh UPTD KPH dan KPHL . Selain itu pihaknya juga melakukan mitigasi dengan melakukan patroli Karhutla dengan mengikutsertakan Masyarakat Peduli Api (MPA) di tingkat lokal.

Baca Juga: Catat Kasus Tertinggi di Sumatra, Sumbar Siaga Karhutla Tahun Ini

Selain itu juga dilakukan patroli bersama stakeholder terkait seperti TNI, Polri, BPBD. Patroli ini juga sekaligus sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjadi kawasan hutan dari kebakaran. [isr]

 

Baca berita lainnya Kabapedia.com di Google News