Padang, Kabapedia.com – Sekretaris Utama (Sestama) Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Pusat, Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si. meminta kantor perwakilan BKKBN di tiap daerah mengutamakan langkah pencegahan penyakit stunting pada anak.
“Pencegahan stunting itu lebih efektif dibandingkan pengobatan. Untuk pencegahan dapat dimulai dari calon pengantin hingga 1.000 hari pertama kehidupan,” tegas Tavip Agus Rayanto saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana Serta Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Senin (20/2/2023).
Dia memaparkan, berdasarkan data terbaru, di Sumbar terdapat 717.975 keluarga sasaran berisiko stunting. Dia menegaskan, tingkat cakupan posyandu di tiap daerah masih berbeda.
Untuk itu para petugas penyuluh di semua daerah diharapkan bekerja optimal mengurangi jumlah anak penderita penyakit gagal tumbuh kembang tersebut.
“Yang harus menjadi fokus yakni, pertama keluarga yang punya anak umur 0,23 bulan, pasangan usia subur, termasuk juga edukasi kepada calon pengantin,” tegas dia.
Selain itu Tavip Agus Rayanto juga mengungkapkan pentingnya mengoptimalkan penyerapan anggaran kependudukan di daerah. Khusus untuk Sumbar, diketahui Sumbar mendapat DAK Fisik Sub Bidang KB & BOKB Tahun 2023 total Rp74,392 miliar lebih, dengan rincian DAK fisik Rp5,08 miliar, BOKB Rp69,31 miliar.
Sebelumnya, serapan anggaran Sumbar pada 2022 untuk DAK fisik 82,84 persen dan BOKB hanya sebesar 65,25 persen. Jumlah ini menurutnya sangat rendah dan mesti ditingkatkan pada tahun ini.
“Jadi penyerapan anggaran ini perlu jadi perhatian. Ini termasuk salah satu capaian yang mesti dioptimalkan,” tegas dia.
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Fatmawati, ST, M.Eng mengatakan, Rakerda kali ini mengangkat tema “Rakerda Program Bangga Kencana dengan tujuan yaitu “Meningkatkan Sinergitas dan Kolaborasi Pencapaian Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.”
Dia melaporkan, Indikator Kinerja Utama (IKU) BKKBN untuk Sumbar berdasarkan hasil perhitungan BPS di antaranya, TFR (Total Fertility Rate) tahun 2022 adalah 2,46. Jumlah ini turun dibandingkan tahun sebelumnya 2.60.
“Untuk capaian lainnya kita masih menunggu pengolahan data Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022 (PPK 2022), sementara kita menggunakan sumber PK 21,” ujar dia.
Sedangkan terkait penggunaan alat kontrasepsi modern (mCPR) masih 50,60 persen; Kebutuhan Ber-KB yang belum terpenuhi (unmetneed) masih cukup tinggi yaitu 11,8 persen; Angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19) yaitu 11 dari 1000 Wanita Usia Subur.
Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) masih 53,54; Median Usia Kawin Pertama (MUKP) masih 22,2 tahun.
Lebih jauh Fatmawati memaparkan, dari hasil perhitungan BPS dari Sensus Penduduk, TFR Sumbar mengalami penurunan dan capaian ini didukung dengan menurunnya kelahiran remaja di usia 15-19 tahun dari 28 menjadi 14,17.
“Tentunya penurunan fertilitas ini dapat menurunkan rasio ketergantungan dan berpeluang terciptanya bonus demografi,” jelas dia.
Untuk rinciannya, capaian TFR per Kab/Kota, ada 9 Kab/kota yang TFRnya masih di atas TFR Provinsi, 10 Kab/Kota sudah berada di bawah TFR Provinsi. Angka TFR Kota Padang sudah mendekati replacement level sebesar 2,1.
“Semakin banyak jumlah kelahiran tentunya resiko kematian pada bayi akan meningkat. Dari hasil Sensus Penduduk Sumbar kita dapat lihat 3 Kab/Kota tertinggi Angka Kematian Bayi, juga selaras dengan tingginya TFR di Kab. Kep. Mentawai, Kab. Pasaman dan Kab. Solok Selatan,” ungkap dia.
Sementara itu terkait stunting Dia juga mengungkapkan, beberapa waktu yang lalu hasil SSGI 2022 sudah dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Sumbar mengalami kenaikan menjadi 25,2 yang sebelumnya 23,3 (naik 1,9 persen).
Dari 19 Kab/Kota terdapat 7 Kab/Kota yang naik prevalensi stuntingnya dan 12 Kab/Kota mengalami penurunan. Selaras dengan TFR yang tinggi dan Angka Kematian Bayi yang tinggi, terutama 3 Kab/Kota tertinggi.
Baca Juga:BKKBN Sumbar Cegah Stunting dengan Sertifikasi Elsmil Pengantin Baru
“Oleh karena itu ini menjadi perhatian kita bersama untuk bisa melakukan upaya-upaya strategis dalam penurunan stunting,” tutup dia.
Sementara itu, Sekda Sumbar, Hansastri yang hadir mewakili Gubernur mengatakan, Rakerda diharapkan meningkatkan sinergitas semua mitra kerja untuk melahirkan berbagai kebijakan strategis, terutama untuk daerah dengan tingkat prevalensi stunting yang tinggi. [isr]
Baca berita lainnya Kabapedia.com di Google News