Profil Sungai Musi, sudah Terkenal Sejak Kerajaan Sriwijaya

oleh -646 Dilihat
Jembatan Ampera Kota Palembang yang terbentang diatas Sungai Musi. [Foto: Dok. hallopalembang]

Palembang, Kabapedia.com – Inilah profil dan fakta menarik tentang Sungai Musi, sungai terbesar kedua di Pulau Sumatra yang sudah eksis sejak zaman Kerajaan Sriwijaya.

Sungai Musi adalah sebuah sungai lintas provinsi, yang mengaliri wilayah provinsi Bengkulu dan Sumatra Selatan, Indonesia. Sungai Musi memiliki total panjang 720 Km mengalir jauh membelah Kota Palembang menjadi dua bagian, Ilir dan Ulu, hingga bermuara di Selat Bangka.

Sungai Musi telah lama menjadi sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi utama di Indonesia. Pemanfaatan ini dilakukan sejak Kerajaan Sriwijaya berkuasa pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kemudian berlanjut pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dari abad ke-17 hingga ke-19, lalu VOC, sampai pemerintah Indonesia di tahun 1970-an.

Menurut sejarahnya, Sungai Musi awalnya bernama Sungai Mu Ci. Kata Mu Ci ini dalam bahasa tua Cina yang berarti ayam betina yang diambil dari nama seorang dewi. Mu Ci yang menjadi nama bagi dewi ayam betina dipercaya bisa memberikan keberuntungan kepada manusia. Sungai Musi disebut Batanghari Sembilan karena sembilan sungai besar bermuara di Sungai Musi.

Fakta menarik tentang Sungai Musi adalah merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Sumatra setelah Sungai Batanghari. Sungai Musi memiliki panjang sekitar 750 km, dengan lebar bervariasi antara 300 meter hingga 2,1 kilometer.

Sungai Musi bermula dari mata air di Kepahiang dan selanjutnya bermuara di Selat Bangka. Sungai yang merupakan icon Kota Palembang ini menjadi tempat nongkrong paling favorit untuk menikmati pemandangan Kota Palembang.

Beberapa objek wisata yang ada di sepanjang Sungai Musi antara lain: Benteng Kuto Besak, Masjid Agung Palembang, Jembatan Ampera, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro dan Punti Kayu Forest Park.

Kondisi Sungai Musi saat ini memprihatinkan. Kondisi air Sungai Musi di Palembang pada tanggal 14 Maret 2023 saat ini makin keruh. Bahkan saat ini tingkat kekeruhan atau turbidity mencapai 3.700 NTU.

Baca Juga: Jejak Sejarah Sungai Terpanjang di Sumatra Batanghari, Aliran Deposit Emas sejak Abad ke-7

Semakin keruhnya air di Sungai Musi ini, masih disebabkan dari banjir bandang di Kabupaten Lahat. Selain itu, kondisi pencemarannya sudah masuk kategori berat berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (LHP) Provinsi Sumsel. [isr]

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.