Profil Satelit SATRIA-1, Satelit Terbesar di Asia Milik Indonesia

oleh -1257 Dilihat
Roket Falcon 9 dari SpaceX mengudara dengan membawa Satelit Satria-1. [Foto: Dok. SpaceX]

Jakarta, Kabapedia.com – Inilah profil lengkap Satelit SATRIA-1, satelit kebanggan negara Indonesia yang baru saja mengangkasa di atas planet bumi pada pertengahan bulan Juni tahun 2023.

Satelit SATRIA-1 adalah singkatan dari Satelit Multifungsi Indonesia Raya 1, sebuah proyek strategis nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2018.

Satelit ini merupakan satelit internet terbesar di Asia dengan kapasitas 150 gbps dan menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band.

Satelit ini dibangun oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), sebuah konsorsium yang terdiri dari empat perusahaan, yaitu Pasifik Satelit Nusantara, PINTAR Broadband, Nusantara Satelit Sejahtera, dan Dian Semesta Sentosa. Pembuatan satelit ini dikerjakan oleh Thales Alenia Space, sebuah perusahaan asal Perancis yang bergerak di bidang industri antariksa.

Satelit ini berhasil diluncurkan ke ruang angkasa pada Senin, 19 Juni 2023 pukul 05.21 WIB atau Minggu, 18 Juni 2023 pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat (AS). Peluncuran ini dilakukan di Cape Canaveral, Florida, AS, menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan antariksa milik Elon Musk.

Sesuai misinya, satelit ini ditargetkan akan mulai beroperasi pada triwulan IV 2023 dengan masa tugas hingga 15 tahun.

Fungsi dan Manfaat Satelit SATRIA-1

Satelit SATRIA-1 memiliki fungsi utama sebagai jembatan angkasa telekomunikasi untuk menyediakan internet di seluruh penjuru negeri, khususnya di kawasan terdepan, tertinggal dan terluar (3T)2.

Satelit ini ditargetkan bisa menjangkau 150.000 titik layanan publik, terbanyak untuk sekolah dan pesantren (93.900) untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer.

Selain itu, satelit ini juga akan memberikan akses internet untuk puskesmas dan rumah sakit di 3.700 titik dan 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah 3T. Satelit ini juga akan menjangkau 47.900 titik kantor desa, kelurahan, kecamatan dan kantor pemerintahan daerah lainnya. Selain itu, satelit ini juga akan menjangkau 600 titik layanan publik lainnya.

Dengan adanya satelit SATRIA-1, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik pemerintah, termasuk dalam aktivitas komunikasi publik pemerintah. Selain itu, satelit ini juga dapat mendukung pengembangan ekonomi digital, inovasi teknologi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Stasiun Bumi Pendukung Satelit SATRIA-1

Untuk menghubungkan operasi satelit SATRIA-1 dengan teknisi di Bumi, pemerintah Indonesia juga menyiapkan stasiun bumi di 11 lokasi yaitu Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura. Terdapat tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan Kominfo, yaitu:

  1. Pengendali Satelit Primer yang berfungsi sebagai stasiun pusat pengendali dan pengawas alur pergerakan satelit mengontrol proses penerimaan sinyal.
  2. Network Operation Control (NOC) berfungsi untuk mengawasi, mengendalikan, dan mencatat aktivitas jaringan yang sedang berlangsung untuk memastikan semuanya berjalan sesuai standar dan rencana yang telah ditentukan.
  3. Gateway Satelitte (teleport atau HUB), merupakan stasiun bumi yang mengirimkan data ke dan dari satelit ke local area network.
  4. Proyek satelit SATRIA-1 ini memiliki estimasi anggaran sebesar Rp 21,4 triliun. Anggaran tersebut bersumber dari pinjaman Bank Dunia sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dan pinjaman dari China Development Bank sebesar US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 24,3 triliun.

Baca juga: Ternyata Ini Teknologi QRIS dan Ripple, Transfer Bank jadi Murah!!

Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan berupa penjaminan pinjaman sebesar Rp 2,5 triliun melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). [isr]

 

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.