Kabapedia.com – Jauh sebelum zaman Christopher Columbus, orang Jawa dikalami sudah melakukan penjelajahan hingga pelosok dunia. Kapal Jawa, yang dikenal sebagai Jong atau Jung, memainkan peran penting dalam perdagangan maritim di Asia Tenggara dan bahkan dunia. Kapal-kapal ini dikenal dengan kemampuannya mengarungi lautan lepas, membawa komoditas seperti rempah-rempah, hasil hutan, dan barang-barang lainnya ke berbagai tempat, termasuk Tiongkok.
Baca juga:
- Jangan Sepekan Megathrust! Mengenang Dahsyatnya Tsunami Aceh 2004 Setara 1.500 Bom Atom
- Sejarah Masuknya Islam di Semenanjung Malaya hingga Indonesia
Pada zaman kejayaannya, orang-orang Nusantara sudah menggunakan kapal raksasa Jong Jawa yang mampu melakukan perjalanan lintas samudra. Bukti bahwa orang Nusantara telah melakukan penjelajahan jauh sebelum bangsa Eropa adalah ditemukannya butiran lada dalam lubang hidung mumi Firaun Ramses II yang meninggal pada 1224 SM. Fakta ini menunjukkan bahwa jalur pelayaran melintasi Samudra Hindia telah ada ribuan tahun sebelum Masehi, dengan rempah-rempah sebagai komoditas utama.
Menurut sejarawan M.C. Rickles, leluhur orang Nusantara, yaitu penutur Austronesia, bermigrasi dari Kepulauan Formosa ke Nusantara sekitar 3000 SM. Lukisan perahu di gua-gua di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa tradisi berlayar di Nusantara telah berlangsung jauh sebelum itu. Orang Nusantara memiliki sistem navigasi yang canggih dengan teknik astronomi yang disebut navigasi jalur bintang, menggunakan posisi terbit dan terbenamnya bintang untuk menentukan arah kapal.
Pada zaman Majapahit, sistem navigasi Nusantara telah berkembang lebih jauh, di mana kompas dan magnet mulai digunakan. Ilmu pemetaan atau kartografi juga berkembang pesat, terbukti dengan peta yang dibuat oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 yang diberikan kepada pasukan Mongol. Orang Portugis bahkan menganggap peta Jawa sebagai peta terbaik pada awal 1500-an.
Catatan tertua tentang teknologi perkapalan Nusantara ditemukan dalam tulisan Claudius Ptolemaeus dari Yunani sekitar tahun 150 Masehi. Kapal raksasa yang disebut “Kolandia Ponta” ini berukuran lebih dari 50-60 meter dengan badan kapal terbuat dari papan berlapis, banyak tiang dan layar Tanja, serta teknik pengikatan papan dengan serat tumbuhan. Kapal-kapal besar ini dikenal sebagai Kunlunpo, digunakan oleh pelaut Austronesia untuk menghubungkan rute perdagangan antara India dan Cina sejak milenium pertama Masehi.