Kisah di Balik Strategi Transformasi Digital Freeport: Membuktikan Keuntungan Teknologi dalam Industri Tambang

oleh -1211 Dilihat
Salah satu tambang Freeport di Indonesia. [Foto: Dok. Ist]

Jakarta, Kabapedia.com – Berikut kisah di Balik Strategi Transformasi Digital Freeport: Membuktikan Keuntungan Teknologi dalam Industri Tambang. Poin ini diulas langsung oleh didasarkan pada pandangan seorang Dr. Indrawan Nugroho yang merupakan praktisi bisnis kenamaan Indonesia.

Bagaimana kisahnya, yuk simak artikel pilihan Kabapedia.com kali ini hingga akhir.

Baca juga:

Meski sering dianggap sebagai sektor tradisional yang belum memerlukan teknologi digital, industri tambang ternyata dapat meraih manfaat besar dari transformasi digital. Hal ini dibuktikan oleh Freeport McMoran, yang berhasil mengubah tantangan industri menjadi keuntungan berlipat ganda melalui transformasi digital.

Freeport McMoran, yang didirikan pada tahun 1912 di Texas, Amerika Serikat, awalnya merupakan perusahaan yang berfokus pada penambangan belerang. Namun, seiring berjalannya waktu dan ekspansi bisnis, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Freeport McMoran Inc pada tahun 1981. Pada tahun 1988, Freeport mendapatkan kesempatan untuk mengolah tambang Grasberg di Papua, salah satu tambang emas dan tembaga dengan cadangan terbesar di dunia.

Namun, meski memiliki pengalaman panjang dalam mengelola bisnis pertambangan, Freeport tetap menghadapi berbagai tantangan. Misalnya, ketika harga komoditas tembaga turun, mereka harus berusaha beroperasi secara efisien dengan memangkas biaya tanpa mengurangi jumlah produksi. Atau ketika menghadapi masalah penurunan kadar bijih di situs pertambangan Baghdad, Arizona, mereka ditantang untuk menemukan teknik yang bisa mengolah bijih dengan kualitas lebih rendah.

Di tengah tantangan tersebut, Freeport menyadari bahwa mereka belum memanfaatkan data dan teknologi digital secara maksimal. Mereka kemudian berani mencoba menerapkan teknologi digital dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk merumuskan berbagai inovasi dan sistem kerja yang lebih efisien.

Program transformasi digital pertama kali diluncurkan di tambang Baghdad, Arizona, Amerika Serikat. Lokasi ini dipilih karena di sana ada kombinasi antara masalah operasional dan efisiensi kerja. Di sini, Freeport ingin membuktikan bahwa pemanfaatan AI dan machine learning bisa mengatasi batasan analitik tradisional dan menghasilkan proses kontrol yang lebih efisien.

Transformasi digital ini kemudian diterapkan dengan fokus pada tiga aspek: adopsi teknologi, talenta digital, dan operasional. Pada Oktober 2018, tim yang terdiri dari data saintis, metalurgis, dan insinyur berkumpul di pabrik pengolahan bijih tembaga Baghdad. Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi jika laju kerja pabrik ditingkatkan.

Setelah memanfaatkan AI yang dirancang dan diprogram khusus untuk mencari model operasional yang bisa meningkatkan output, tim menemukan bahwa sebetulnya pabrik mereka bisa mengolah bijih lebih banyak. Akhirnya, tim memutuskan untuk meningkatkan laju kerja pabrik dan aktivitas penambangan yang dilakukan seiring dengan pengolahan. Inisiatif ini berhasil mendorong pabrik mereka bekerja lebih cepat tanpa kehilangan efisiensi.

Keberhasilan ini mendorong Freeport lebih mengandalkan model AI serta intuisi para insinyur pertambangan dan metalurgis veteran. Dengan demikian, Freeport telah bergerak ke era yang disebut “zaman oper”, yaitu ketika mereka bisa memperoleh keuntungan dari pengolahan bijih berkualitas rendah, bijih yang 10 tahun sebelumnya hanya dianggap sebagai limbah.

Freeport kemudian mengadopsi teknologi cloud dan jaringan untuk lebih memudahkan mereka bekerja sama dan menggali insight. Mereka juga berinvestasi di berbagai jenis teknologi, termasuk machine learning dan IoT, untuk bisa meningkatkan kinerja di lapangan dan memperbaiki pekerjaan-pekerjaan di kantor, seperti urusan pajak dan keuangan. Dengan cara ini, mereka bisa lebih cepat mengetahui dan menyelesaikan masalah, menghemat uang, dan membuat semua proses menjadi lebih jelas dan terbuka.

Langkah berikutnya adalah menjadikan insight dari analitik data sebagai acuan dalam memecahkan tantangan operasional dan strategis. Dengan menggabungkan data dan analitik dari berbagai sumber, mereka bisa mengukur dan membandingkan efisiensi aset dan mengidentifikasi penyebab masalah sejak awal.

Hasilnya, Freeport telah memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kinerja tambang mereka. Melalui AI, analisis data, dan proses kerja yang menjadi lebih efisien, operasional tambang bisa berlangsung secara lancar. Penggunaan teknologi canggih seperti otomasi dan realitas maya atau virtual reality juga meningkatkan keamanan dan efisiensi kerja mereka.

Tim Freeport juga menerapkan inovasi canggih bernama Troy Tri atau Throughput Recovery Optimization Intelligence. Inovasi ini menjadi kunci dalam mengoptimalkan pengolahan tembaga, memberikan estimasi akurat tentang berapa banyak tembaga yang dapat diekstraksi dalam berbagai kondisi operasional.

Namun, jika Troy ingin diterapkan di pabrik lain, maka perlu diadaptasi dengan kondisi dan data spesifik yang ada di lokasi pabrik tersebut. Untungnya, Troy didesain supaya bisa mudah beradaptasi, karena sekitar 60% kode dasarnya bisa digunakan kembali, sedangkan sisanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan khusus yang ada di setiap lokasi tambang.

Untuk mempermudah pekerjaan HR, perusahaan membagikan tablet dan perangkat mobile untuk mempermudah pekerjaan supervisor dan karyawannya serta mengurangi proses administrasi yang manual. Selain itu, juga mempermudah pengumpulan informasi dengan data yang lebih lengkap, sehingga semua orang bisa cepat merespon setiap masukan, sekaligus memperlancar komunikasi antar karyawan. Dengan itu, semua karyawan menjadi lebih diberdayakan dan kerja tim menjadi lebih efektif karena informasi mudah didapat dan digunakan untuk meningkatkan kinerja.

Dengan demikian, Freeport telah berhasil membuktikan bahwa transformasi digital bukan hanya mampu menyelamatkan perusahaan di tengah industri yang kerap bergejolak, tapi juga mampu menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. Ini adalah bukti nyata bahwa teknologi digital memiliki peran penting dalam industri tambang, dan dapat menjadi kunci sukses dalam menghadapi tantangan masa depan.

Freeport sangat menyadari pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang berbakat untuk memuluskan transformasi digital. Oleh karena itu, mereka telah menyiapkan sekelompok data scientist yang terampil. Awalnya, terdapat 16 orang yang dipersiapkan dengan pengetahuan mendalam tentang metalurgi sebelum mereka langsung terjun ke proyek-proyek besar. Ini merupakan pengalaman berharga bagi para data scientist yang jarang disediakan oleh perusahaan teknologi besar. Tujuannya adalah agar mereka dapat berkembang dengan cepat.

Seorang metalurgis junior wanita di Arizona, yang memiliki latar belakang studi pemrograman, berhasil memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkaya keterampilannya. Dalam waktu kurang dari tiga bulan, dia sudah mampu mempresentasikan optimasi proses pengelolaan bijih yang dikembangkannya sendiri. Ini merupakan pencapaian yang menandai perubahan paradigma dalam pengembangan dan aplikasi keahlian di Freeport.

Pembaruan metodologi pengelolaan talenta dan pengembangan teknologi, khususnya dalam pembuatan model AI, telah memicu perubahan substansial dalam operasi Freeport. Pendekatan lama yang kaku telah digantikan dengan model yang lebih fleksibel, mendorong munculnya inovasi dan eksperimen berisiko rendah tanpa mengorbankan keselamatan. Di tambang Baghdad, perubahan ini diwujudkan melalui proyek pilot AI. Mereka mengadopsi sistem yang mendorong kerja sama tim lintas fungsi, menggabungkan keahlian tim tambang dengan ilmu data untuk mereview dan mengimplementasikan inovasi secara efektif.

Kemampuan tim ditingkatkan dengan mengundang mentor ahli dalam metode kerja agile melalui program intensif. Tim belajar menentukan prioritas, mengembangkan Minimum Viable Product (MVP), dan bekerja dalam siklus dua mingguan untuk menguji dan memperbaharui rencana kerja. Pendekatan ini tidak hanya mempercepat lahirnya inovasi tetapi juga memastikan bahwa tim terus bergerak dengan operasional yang efisien dan menjaga keberlanjutan lingkungan, sekaligus menguatkan posisi Freeport sebagai pemimpin inovatif dalam industri pertambangan global.

Untuk memastikan transformasi digital berjalan dengan baik, Freeport McMoRan mengambil langkah berani dengan menerapkan strategi kerja agile. Ini merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada kemajuan bertahap dan respon cepat terhadap feedback. Telah dibentuk sebuah tim ahli dari berbagai divisi, mulai dari operasional pabrik hingga kelompok ilmu data sentral perusahaan, di bawah arahan Justin Cross, manajer umum di tambang Baghdad. Mereka berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang sama dengan mengadopsi metode agile.

Tim ini bekerja dalam siklus dua mingguan yang disebut sprint. Pada setiap sprint, tim merancang, menguji, dan mengevaluasi fungsi permodelan data maupun inisiatif perubahan operasional. Hasilnya, secara konsisten mereka bisa meningkatkan model yang mendapatkan validasi dari lebih dari 80% rekomendasi tim metalurgis. Keberhasilan strategi ini tercapai berkat kolaborasi erat antara ahli AI, operator pabrik, dan metalurgis. Mereka berhasil mengidentifikasi dan mengatasi tantangan secara real-time, sehingga kualitas alat AI yang digunakan terus meningkat.

Inisiatif tersebut telah mengubah cara kerja di tambang Baghdad yang kemudian menjadi standar baru di seluruh Freeport McMoRan. Alhasil, tim Freeport di Baghdad beroperasi secara mandiri dan terus meningkatkan model tanpa perlu bantuan eksternal. Pendekatan ini memperlihatkan babak baru bagi Freeport McMoRan, membuktikan keefektifan agile dan AI dalam memodernisasi operasi tambang, sehingga membuatnya lebih dinamis dan adaptif.

Pengalaman Freeport McMoRan mengajarkan pentingnya koordinasi dan komunikasi yang efektif, khususnya saat tim agile bertambah banyak. Dengan adanya koordinator yang dijabat senior product owner dan pengawasan ketat dari direktur keuangan, proses alokasi sumber daya menjadi lebih berstruktur. Sistem perencanaan master yang dilaksanakan setiap tiga bulan menjadi momen kunci untuk meninjau dan menyesuaikan prioritas serta sumber daya.

Transformasi berbasis AI di tambang Baghdad bisa membuat rencana pengeluaran modal dihemat lebih dari separuhnya dan produksi tembaga meningkat 5% dalam satu kuartal. Kapasitas pengolahan di situs Baghdad menjadi 85.000 ton bijih per hari, artinya meningkat 10% dibandingkan kuartal sebelumnya. Selain itu, tingkat pemulihan tembaga naik 1% dan proses operasional menjadi lebih stabil.

Meningkatkan produksi dan efisiensi di tambang yang sudah beroperasi lebih dari 50 tahun bukanlah hal yang mudah, namun Freeport berhasil melakukannya. Kesuksesan ini membuat mereka yakin terhadap kekuatan teknologi machine learning dan AI yang dapat diterapkan di tambang-tambang lain di Amerika. Apalagi setelah terbukti bahwa teknologi canggih tersebut bisa meningkatkan produksi hingga 125.000 ton tembaga per hari atau sekitar satu juta ton tembaga per tahun. Freeport seperti memperoleh keuntungan tambahan antara 350 juta USD hingga 500 juta USD dalam EBITDA-nya, nilai itu sama dengan membangun sebuah konsentrator baru tanpa harus mengeluarkan dana sebesar 2 miliar USD atau menunggu 8 hingga 10 tahun yang biasanya dibutuhkan untuk membuat proyek sebesar itu.

Sebelum ini, sektor tambang dianggap sulit diterobos dengan inovasi teknologi karena beberapa alasan. Pertama, kondisi kerjanya ekstrem dan tidak terduga sehingga penggunaan teknologi canggih menjadi sebuah tantangan tersendiri. Kedua, kompleksitas operasional tambang membuat setiap perubahan sekecil apapun berpotensi mempengaruhi seluruh sistem, menambah risiko dan kerumitan dalam mengintegrasikan teknologi baru.

Baca juga:

Namun, dengan adanya AI sebagai pemandu dan agile sebagai strategi, Freeport menunjukkan bahwa batasan-batasan tersebut dapat diatasi. AI membantu mereka mengurai data kompleks dan membuat prediksi yang akurat, sementara agile memungkinkan dilakukannya adaptasi cepat terhadap perubahan dengan implementasi inovasi secara bertahap. Eksperimen di tambang Baghdad tidak hanya menegaskan komitmen Freeport terhadap inovasi tetapi juga menandai titik balik yang meyakinkan bahwa sektor pertambangan bisa maju dengan teknologi.

Transformasi yang dilakukan Freeport membuktikan bahwa dunia tambang ternyata dapat diperbaharui dengan bantuan teknologi. Kisah Freeport juga layak menjadi cermin bagi kita yang bergulat di bidang apapun, sebab masih banyak di antara kita yang mungkin berpikir digitalisasi itu masih jauh. Bidang kita kan konvensional, terlalu beratlah untuk disentuh sama teknologi. Mungkin kini adalah saatnya untuk mendobrak pandangan tersebut dengan melihat potensi yang belum tergali di bisnis Anda. [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.