Padang, Kabapedia.com – Setelah Jhony gigih berjuang hati Shanty akhirnya luluh juga. Kini Jhony sudah di atas angin. Hatinya berbunga-bunga. Hari-harinya pun kini menyenangkan karena suka dan dukanya selama merantau di Ibu Kota Jakarta selalu ditemani sang pujaan hati.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya? Yuk simak kelanjutannya di Kabapedia.com dalam ‘Kisah Cinta SHANTY DI CHINA dan Jhony, Akhir Manis Sebuah Pengorbanan (Bagian IV: Memeluk Islam dan Menikah)’.
Meskipun belum mantap, Shanty mengaku mencoba membuka diri untuk Jhony. keduanya, baik Jhony dan Shanty mencoba mengenali karakter satu sama lain selama berpacaran. Setelah itu hari-hari mereka lalui berdua dengan semangat.
Shanty mengisahkan status berpacaran dengan Jhony terbilang cukup lama, yakni sampai 3 tahun. Selama itu mereka kerap pergi bersama kemanapun, seperti yang dialami dua insan yang tengah dimabuk asmara kebanyakan.
“Aku dengar perjalanannya Jhony di Indonesia berat katanya. Apa itu benar,” pancing Denny Sumargo bertanya.
Jhony tak menampik hal itu. Dia menceritakan kalau sedari kecil sudah menjalani kehidupan yang berat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi keluarganya, yakni salah satu orang tuanya sudah meninggal sejak dia berumur 12 tahun. Keputusan untuk merantau ke Indonesia pun tidak terlepas dari keinginannya untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
“Orang tua saya (bapak, red) baru meninggal, umur saya baru 12 tahun. Jadi intinya sedari kecil, apa-apa semuanya saya sendiri gitu,” kenang Jhony.
Sejak mengenal dan berpacaran dengan Shanty, semangat Jhony untuk bekerja keras demi masa depan semakin kuat. Densu kemudian menanyakan hal apa yang membuat Jhony yakin mengambil keputusan menikahi Shanty.
“Ada dua hal, yang pertama ya, Dia beri saya cincin, cincin emas. Itu waktu saya umur segitu tak ada orang kasih saya oleh-oleh berharga gitu,” kenang Jhony.
Setelah dia menerima hadiah berharga tersebut, Jhony pun baru tahu jika Shanty berkorban untuk membelikan hadiah tersebut dia bahkan sampai menjual perhiasannya.
“Jadi kita udah dekat ini. Dia ulang tahun aku ngak tahu mau kasih hadiah apa. Jadi aku kasih lah itu (cincin),” jawab Shanty membenarkan. “Itu saya yakin seyakin-yakinnya ini cewek sayang sama saya,” timpal Jhony.
Hal kedua yang menyakinkan Jhony, yakni Shanty selalu ada di saat dia susah maupun senang. Shanty selalu ikut kemanapun Jhony meskipun di saat dia terpuruk.
Karena kedua hal tersebut Jhony akhirnya memutuskan melamar Shanty saat berada di Jakarta. Keduanya pun melakukan pernikahan secara agama (nikah siri) dengan dihadiri langsung oleh orang tua laki-laki Shanty kala itu.
“Kalau ibu dia agak keberatan, bukan tidak setuju, mungkin karena dia takut aku bakal pergi meninggalkannya. Jadi yang setuju (penuh) cuma papa, papa yang menikahkan kita saat itu,” terang Shanty.
Baca Bagian I: Kisah Cinta SHANTY DI CHINA dan Jhony, Akhir Manis Sebuah Pengorbanan (Bagian I)
Baca Bagian II: Kisah Cinta SHANTY DI CHINA dan Jhony, Akhir Manis Sebuah Pengorbanan (Bagian II – Perjuangan Jhony)
Baca Bagian III: Kisah Cinta SHANTY DI CHINA dan Jhony, Akhir Manis Sebuah Pengorbanan (Bagian III – Cinta Jhony Diterima)
Meskipun setuju menikah dengan Jhony, namun Shanty sebelumnya memberi syarat wajib agar Jhony mau pindah memeluk agama Islam, agar mereka dapat menjalani kehidupan yang seiman.
“Dia kalau mau nikahi aku, dia harus ikut (agama, red) aku. Tapi kalau dia ngak mau ya udah kita bubar di sini,” tantang Shanty kala itu.
Karena rasa cintanya yang begitu besar, Jhony langsung menyetujui syarat Shanty dan dia akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan langsung papa Shanty, dan setelah itu akhirnya mereka melangsungkan pernikahan. [isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News