Dualisme Liga Indonesia Sejarah Kelam Sepak Bola Tanah Air

oleh -643 Dilihat

Jakarta, Kabapedia – Sejarah dualisme dalam sepak bola Indonesia merupakan babak yang menarik dan penuh gejolak. Mari kita telusuri kronologi peristiwa dualisme antara Liga Super Indonesia (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI).

Asal Mula Dualisme ini berakar pada perebutan kekuasaan di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang merupakan badan pengatur sepak bola di negara ini.

ISL yang juga dikenal sebagai Liga Super Indonesia, muncul pada tahun 2008 sebagai kompetisi sepak bola profesional kasta tertinggi di Indonesia. Tujuannya adalah memodernisasi sistem kompetisi Liga Indonesia yang sebelumnya beroperasi dengan pembagian wilayah.

Sementara itu, LPI (Liga Primer Indonesia) muncul sebagai liga alternatif yang dikelola oleh PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). LPI berusaha menciptakan struktur kompetisi mirip dengan liga-liga Eropa, dengan penghitungan poin dari awal hingga akhir musim.

Juara Awal, Musim perdana ISL (2008-2009), Persipura Jayapura berhasil meraih gelar juara. Musim berikutnya, Arema Indonesia menjadi juara.

Namun, selama periode ini, LPI juga semakin mendapat perhatian, mengelola klub-klub seperti Bali Devata, Batavia Union, Jakarta FC, dan lainnya.

Kontroversi LPI:

LPI menghadapi tantangan karena tidak diakui secara resmi oleh PSSI. Meskipun tidak mendapat persetujuan PSSI, LPIS menyatakan bahwa LPI sesuai dengan rekomendasi kongres sepak bola nasional yang diadakan di Malang pada Maret 2010.

Beberapa klub yang berafiliasi dengan PSSI, termasuk Persema Malang, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, dan Persibo Bojonegoro, memilih berkompetisi di LPI, menghadapi ancaman hukuman berat.

Pendekatan Tertutup PSSI:

Di bawah kepemimpinan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI, PSSI tetap menutup diri terhadap upaya eksternal yang bertujuan memperbaiki sepak bola Indonesia. Korupsi dan praktik-praktik tidak etis merajalela pada masa ini.

LPI tetap berjalan di bawah pengawasan komite normalisasi PSSI, tetapi hanya menyelesaikan setengah musim.

Kepemimpinan Baru dan Dualisme Kembali:

Ketika Djohar Arifin Husin menjadi ketua PSSI, dualisme kembali muncul. PT LPIS, yang sebelumnya mengelola LPI, ditugaskan oleh PSSI untuk mengawasi kompetisi resmi. Maka terbentuklah Indonesia Premier League (IPL) untuk musim 2011-2012.

Namun, kontroversi tetap berlanjut, dan beberapa klub menolak bermain di kompetisi yang diawasi oleh PT LPIS yang sebelumnya kesulitan menjalankan LPI secara efektif.

Baca juga : Pekan 11 Liga 2 Berakhir: Pemain Semen Padang Rajai Top Skor Liga 2 Indonesia

Peran KPSI sebagai Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) ikut andil dalam mempertahankan dualisme dan selama periode ini, klub-klub terus berpartisipasi baik di ISL maupun IPL.

Baca juga : MengEMASkan Indonesia Melalui Sepak Bola: PT Pegadaian Sukses Selenggarakan Liga 2

Secara keseluruhan, dualisme antara ISL dan LPI mencerminkan perjuangan kekuasaan, tantangan organisasi, dan visi yang berbeda terhadap sepak bola Indonesia. Ini adalah era yang kompleks dan meninggalkan dampak yang berkelanjutan pada lanskap sepak bola negara ini.[R9/Kpd]

Ikuti Kabapedia.com di Google News