Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska: Stunting Mengkuatirkan Indonesia

oleh -534 Dilihat
Anggota Komisi IX DPR RI, Darul Siska saat kegiatan Sosialisasi, Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Sumbar di New Rasaki Hotel, di Padang, Minggu (13/8/2023). [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Padang, Kabapedia.com – Anggota Komisi IX DPR RI, Darul Siska menilai penyakit stunting atau terhambatnya tumbuh kembang anak, tengah mengkhawatirkan masa depan Indonesia di masa mendatang.

“Stunting sangat mengkuatirkan, mengkhawatirkan sebuah negara, termasuk Indonesia. Negeri ini tak akan maju kalau masih ada Stunting,” tegas Darul Siska saat kegiatan
Sosialisasi, Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Sumbar di New Rasaki Hotel, di Padang, Minggu (13/8/2023).

Kegiatan bagian dari reses DPR RI, Darul Siska tersebut dihadiri oleh ratusan masyarakat Kelurahan Ikua Koto, Kecamatan, Koto Tangah. Hadir juga pejabat daerah terkait, yakni Katim Pengendalian Penduduk BKKBN Sumbar, Desra dan Kepala DP3AP2KB Kota Padang, Eri Sanjaya.

Diketahui, menurut data SSGI angka prevalensi stunting di Sumbar mencapai 25,2% persen. Ditargetkan angka prevalensi stunting pada tahun 2024, yakni sebesar 11%.

Darul Siska mengingatkan, tingginya kasus stunting di Sumbar ataupun di Indonesia umumnya menjadi persoalan yang mesti perhatian semua pihak. Karena menurutnya ini menyangkut SDM Indonesia di masa mendatang.

“Persoalan stunting mesti diatasi dari hulu, terutama kepada calon pengantin, yang mesti diberikan pemahaman pentingnya membangun keluarga yang berkualitas,” terang dewan dari Partai Golkar tersebut.

Tak kalah penting kata dia, masa hamil calon ibu juga harus menjadi perhatian, terutama soal pemenuhan gizi dan menjaga emosional calon ibu, demi melahirkan anak yang sehat agar terhindar dari stunting demi menjaga kualitas SDM Indonesia di masa mendatang.

Angka stunting sangat mempengaruhi kualitas SDM yang bermuara pada kemajuan ekonomi sebuah negara. Anggota Komisi IX Bidang Kesehatan ini mencontohkan, angka stunting di Singapura hanya berkisar 2 persen.

“Padahal Singapura bukanlah negara kaya, namun negara maju karena anak-anak pintar-pintar,” asumsinya menguatkan.

Sementara itu, Katim Pengendalian Penduduk BKKBN Sumbar, Desra mengingatkan, stunting tak hanya mempengaruhi penurunan tingkat kecerdasan anak. Di samping ungkap dia, anak penderita stunting memiliki risiko terserang penyakit yang lebih tinggi.

“Anak stunting lebih rentan terserang Jantung, Obesitas dan lain sebagainya yang membuat lahirnya generasi yang lemah,” jelas Desma.

Untuk menurut dia, perlu mencegah stunting sejak dari dini, mulai dari menjaga kesehatan dan kebugaran calon ibu, teruma ibu hamil. Dia mencontohkan, ibu hamil yang memiliki lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm serta menderita anemia,memiliki resiko tinggi melahirkan anak stunting.

“Untuk itu perlu nya pemenuhan gizi calon ibu, diantaranya dengan mengkonsumsi protein hewani,” terang dia.

Termasuk juga salon ayah, dianjurkan tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol 3 bulan sebelum menikah. Hal ini agar didapat anak dengan bibit yang berkualitas.

“Jadi peran kedua orang tua amat dibutuhkan agar anak tidak terserang stunting, terutama dalam masa kehamilan hingga 2 tahun setelah kelahiran,” tutup Desma.

Baca juga: YAICI: SKM Pemicu Tingginya Angka Stunting di Indonesia

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kota Padang Eri Sanjaya mengatakan, stunting juga menjadi persoalan serius di Kota Padang. Dia membeberkan jumlah anak berisiko stunting di kota tersebut mencapai 30 ribu anak. Dari jumlah tersebut baru 13 ribu anak yang mendapatkan pendampingan. [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.